Jumat, 29 Mei 2015

Desain model Sistem Pendukung Keputusan

Desain model Sistem Pendukung Keputusan

(Studi kasus pada PT. Astra Credit Companies Cabang Kudus)

Abstract : 
 
Design Decision Support System model Kelayakan Kredit Mobil

Pada PT. Astra Credit Companies Cabang Kudus. is made to create a

model that can be used to develop a Decision Support System software

quickly. This Decision Support System is expected to help credit analysts in

determining whether or not a customer is eligible to receive credit.

Decision Support System Kelayakan Kredit Mobil is designed with the

features of credit application process analysis, design decision models of

financial analysis of debtors and Feasibility Analysis Model Evaluation

Criteria credit, general desian and Decision Support System database..

Keywords : Design Decision Support, AHP, Kelayakan Kredit

 
PENDAHULUAN

PT. Astra Credit Companies (ACC) adalah salah satu perusahaan pembiayaan

mobil terbesar di Indonesia. ACC menyediakan pelayanan pembiayaan untuk

pembelian mobil baru ataupun mobil bekas khususnya untuk merek kendaraan yang

diproduksi oleh Astra seperti Toyota, Daihatsu, Isuzu, Peugeot dan BMW. Jaringan

ACC tersebar di hampir seluruh kota besar di Indonesia, termasuk di kota Kudus.

PT. Astra Credit Company (ACC) Cabang Kudus dalam pemberian kredit mobil

kepada pelanggan menetapkan standart untuk menerima atau menolak resiko kredit

dengan menggunakan syarat Five C; bagaimana karakter pelanggan (Charakter),

Kapasitas melunasi kredit (Capacity), kemampuan modal yang dimiliki pelanggan

(Capital), jaminan yang dimiliki pelanggan untuk menanggung resiko kredit (collateral)

dan kondisi keuangan pelanggan (Condition); memutuskan bagaimana membiayai

piutang (dapat diperoleh dari kredit umum, factoring, bantuan keuangan dari sesama

group); menetapkan siapa yang menangung resiko kredit (dapat menggunakan

perusahaan asuransi); menetapkan kebijakan dan praktek penagihan, menghindari

suboptimasi oleh masing-masing departemen.

Penentuan kebijakan dalam pemberian kredit diperlukan dokumen prasyarat :

Kota Domisili, performa income, mutasi keuangan selama 3 bulan terakhir, Pekerjaan,

Kartu Keluarga (jumlah anggota keluarga), Uang muka, Rekening Listrik per bulan dan

punya asset yang dapat dijaminkan seperti sertifikat rumah jika suatu waktu pelanggan

cacat angsuran kemudian akan dilakukan survei lapangan dan selanjutnya hasil survei

dianalisis, setelah itu hasil analisis diserahkan kepada pengambil keputusan.

Penilaian kelayakan kredit yang dilakukan menggunakan cara manual dengan

menganalisis semua dokumen diatas, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk

mengetahui nilai kelayakan kredit pelanggan yang baru diperoleh. Untuk meningkatkan

pelayanan dalam pemberian kredit, PT. Astra Credit Company (ACC) Cabang Kudus

menghadapai berbagai kendala, seperti ; Adanya tingkatan hirarki dalam pengambilan

keputusan, Analisis pengolahan data untuk pengambilan keputusan yang dilakukan

secara manual dapat menimbulkan kesalahan dan ketidak telitian, kurangnya

pengawasan terhadap kelengkapan data Debitur yang mengajukan kredit mobil dan

banyaknya penumpukan berkas-berkas yang harus diAnalisis

Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut, PT. Astra Credit Company (ACC)

Cabang Kudus memerlukan sistem berbasis komputer yang dapat membantu

mempercepat proses analisis kriteria kelayakan kredit calon debitur baru.

METODE DESAIN

Sistem pendukung keputusan yang akan di desain adalah Specific Decision

Support System (SDSS) yang didesain dengan cara cepat melalui pendekatan iteratif

dan bertahap. Metode ini dipilih dengan mempetimbangkan bahwa DSS yang dibuat

adalah sebuah DSS baru, dengan waktu yang singkat dan melibatkan pengguna secara

aktif.

HASIL DAN PEMBAHASAN



 Analisa Sistem

1. Identifikasi Permasalahan

PT. ACC Cabang Kudus yang bergerak dalam bidang pengkreditan

mobil, dalam menjalankan usahanya mempunyai berbagai masalah yang

diakibatkan keterbatasan sistem yang ada saat ini. Permasalahan yang terjadi

itu antara lain :

a. Adanya tingkatan dalam pengambilan keputusan karena keputusan yang

diambil oleh pihak Base Master dari data yang sudah dianalisis oleh bagian

sales office masih menggunakan cara yang manual dan pengambil keputusan

dilakukan lebih dari satu pihak.

b. Pengolahan data untuk pengambilan keputusan yang dilakukan masih secara

manual shingga dapat menimbulkan kesalahan dan ketidak telitian dalam

malakukan pencatatan hasil survei dan analisis yang telah dilakukan.

c. Kurangnya pengawasan terhadap kelengkapan data Debitur yang

mengajukan kredit mobil karena kekurang telitian pihak Data Entry dalam

memeriksa kelengkapan pengisian formulir pengajuan kredit dan

pemeriksaan pemenuhan kelengkapan persyaratan pengajuan kredit

d. Banyaknya berkas-berkas yang harus diAnalisis dan formulir pengajuan

kredit yang telah diisi menyebabkan adanya penumpukan berkas-berkas

yang bisa menyulitkan dalam pencarian berkas yang dibutuhkan

2. Kebutuhan Sistem

diambil oleh pihak Base Master dari data yang sudah dianalisis oleh bagian

sales office masih menggunakan cara yang manual dan pengambil keputusan

dilakukan lebih dari satu pihak.

manual shingga dapat menimbulkan kesalahan dan ketidak telitian dalam

malakukan pencatatan hasil survei dan analisis yang telah dilakukan.

mengajukan kredit mobil karena kekurang telitian pihak Data Entry dalam

memeriksa kelengkapan pengisian formulir pengajuan kredit dan

pemeriksaan pemenuhan kelengkapan persyaratan pengajuan kredit

kredit yang telah diisi menyebabkan adanya penumpukan berkas-berkas

yang bisa menyulitkan dalam pencarian berkas yang dibutuhkan

Dari identifikasi permasalahan dan penyebabnya di atas PT. Astra Credit

Company (ACC) Cabang Kudus membutuhkan alat bantu analisis kelayakan

kredit yang dapat menilai banyak kriteria. Sistem penilaian kelayakan kredit

yang selama ini dilakukan masih secara manual. Sehingga setiap kali ada

pengajuan kredit baru, PT. Astra Credit Company (ACC) Cabang Kudus harus

melakukan analisis lagi terhadap dokumen dari calon debitur yang sama. Proses

ini selalu dilakukan secara berulang walaupun sebelumnya pernah dilakukan

penilaian kelayakan kredit untuk calon debitur yang sama. Dengan cara ini

waktu yang diperlukan cukup lama yaitu sekitar 2 hari..

menjawab persoalan yang dihadapi oleh PT. Astra Credit Company (ACC)

Cabang Kudus system yang paling tepat untuk menangani permasalahan tersebut

adalah Sistem Pendukung Keputusan.

Desain Sistem Pendukung Keputusan
Untuk menentukan jenis system informasi yang tepat dan dapat

1. Desain model Keputusan

Kelayakan pemberian pemberian kredit merupakan suatu penilaian

dimana suatu debitur apakah pantas atau tidak untuk menerima kreditnya. Proses

keputusan layak atau tidak debitur diberi kredit.

a) Model Analisis Keadaan Keuangan debitur

Analisis keadaan keuangan debitur merupakan tahap awal untuk

mengetahui layak atau tidak seorang debitur untuk diberikan kreditnya. Jika

dalam proses ini seorang debitur tidak memenuhi batas minimal yang

ditentukan, maka tidak dilanjutkan pada tahap penilaian selanjutnya.

Analisa keadaan keuangan debitur dalam PT. ACC menggunakan Tangible

Standard, yaitu sasaran yang dapat ditetapkan alat ukur atau Standardnya. PT.

Acc Cabang Kudus mempunyai standard atas keadaan keuangan debitur yaitu

50 % dari sisa gaji. berikut metode perhitungannya :

Keterangan :

- Uang muka minimal 30 % dari Harga Mobil.

- Jangka waktu yaitu berapa lama debitur menyelesaikan kreditnya, 12 , 24,

36, 48 bulan sampai batas maksimal 5 tahun atau 60 bulan.

- Batas minimal persentase sisa gaji lebih dari 50 %.

b) Model Analisis Pembobotan Kriteria dan Subkriteria

Dari informasi survei tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kota,

pekerjaan, sertifikat, rekening tanbungan, rekening listrik, jumlah anak

merupakan kriteria yang perlu dipertimbangkan sebelum menentukan

persetujuan kredit mobil. Berikut delapan kriteria dan sub kriteria :

Tabel 1. Kriteria dan Subkriteria Kelayakan Pemberian Kredit Mobil

No. Kriteria Subkriteria

1 Sertifikat

2 Pekerjaan - PNS

- berada di Kudus

- berada di Demak

- berada di Jepara

- di Pati, Luas ≥ 200

- di Pati, Luas ≥ 100

- di Rembang, Luas ≥ 200

- di Rembang, Luas ≥ 100

- kota diluar daerah kerja

- Wiraswasta

3 Kota

4 Rekening Tabungan

5 Rekening Listrik

6 Jumlah Anak

- ABRI/Polisi

- Karyawan

- Petani

- Kudus

- Demak

- Jepara

- Pati

- Rembang

- Kota diluar daerah kerja

- ≥ 20 Juta

- Antara 10-20 Juta

- Antara 5-10 Juta

- Antara 1-3 Juta

- ≤ 1 Juta

- < 100 ribu

- Antara 100-200 ribu

- Antara 200-300 ribu

- Antara 300-500 ribu

- ≥ 500 ribu

- < 3 Anak

- Antara 3-4 Anak

- Antara 5-6 Anak

- Lebih 7

c) Model Penentuan Prioritas Kriteria

Langkah yang harus dilakukan dalam menentukan prioritas kriteria adalah

membuat matrik perbandingan berpasangan, Pada tahap ini dilakukan penilaian

perbandingan antara satu kriteria dengan kriteria yang lain. Hasil penilaian bisa

dilihat dalam Tabel 2.

Tabel 2. Matrik Perbandingan Berpasangan

Nilai-nilai yang terdapat dalam matriks pada tabel 2 dijumlahkan untuk

tiap kolomnya

Membuat Metriks nilai kriteria, Matriks ini diperoleh dengan rumus

berikut : Nilai baris kolom baru = Nilai baris kolom lama/jumlah masing kolom

lama.

Tabel 3. Matrik Nilai Kriteria

Nilai 0.075 pada kolom kota baris kota tabel 3. diperoleh dari nilai kolom

sertifikat baris sertifikat tabel 2 dibagi jumlah kolom sertifikat tabel 2.

Nilai kolom jumlah pada tabel 3 diperoleh dari penjumlahan pada setiap

barisnya.

 Membuat matriks penjumlahan setiap baris.

Matriks ini dibuat dengan mengalikan nilai prioritas pada tabel 3 dengan

matrik perbandingan berpasangan (Tabel 2). Hasil perhitungan disajikan dalam

Tabel 4.

Tabel 4. Matrik Penjumlahan Setiap Baris

Nilai 0.391 pada baris sertifikat kolom sertifikat pada Tabel 4 diperoleh dari

prioritas baris sertifikat pada tabel 3 (0.391) dikalikan dengan nilai baris

sertifikat kolom sertifikat pada tabel 2 (1). Perkalian matriks baris kali kolom.

 Perhitungan rasio konsistensi

Perhitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsistensi

(CR) ≤ 0.1. Jika ternyata nilai CR lebih besar dari 0.1, maka matriks

perbandingan berpasangan harus diperbaiki.

Tabel 5 Perhitungan Rasio Konsistensi

Kolom jumlah per baris didapatkan dari kolom jumlah pada Tabel 4,

sedangkan kolom prioritas dari kolom prioritas pada Tabel 3. Dari Tabel 5,

diperoleh nilai-nilai sebagai berikut :

Jumlah (Jumlahan dari nilai-nilai hasil)= 7.68

n (jumlah kriteria) = 6

 maks (jumlah/n) = 1.28

 n
 maxCI =n1 = - 0.94


Oleh karena CR < 0.1, maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut bisa

diterima.

d) Model Penentuan Prioritas Subkriteria

Perhitungan subkriteria dilakukan terhadap sub-sub dari semua kriteria.

Dan cara perhitungannya sama dengan menentukan prioritas kriteria.

1. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria Sertifikat

a. Membuat matriks perbandingan berpasangan.

Tabel 6. Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Sertifikat

b. Membuat Matriks nilai kriteria

Tabel 7. Matriks Nilai Kriteria Sertifikat

Nilai pada kolom prioritas subkriteria diperoleh dari nilai prioritas pada

baris tersebut dengan nilai tertinggi pada kolom prioritas.

c. Menentukan matriks penjumlahan setiap baris

Tabel 8. Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Sertifikat

Perhitungan rasio konsistensi

Tabel 9. Perhitungan Rasio Konsistensi Sertifikat

Dari Tabel 9, diperoleh nilai-nilai sebagai berikut: Jumlah (Jumlahan

dari nilai-nilai hasil)= 9.71, n (jumlah kriteria) = 8,  maks (jumlah/n) = 1.21

 n

CI =

CR = CI/RI = - 0.69

Oleh karena CR < 0.1, maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut bisa

diterima.

2. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria pekerjaan

a. Membuat matriks perbandingan berpasangan

Tabel 10. Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Pekerjaan

max

 = - 0.971n

b. Membuat Matriks nilai kriteria

Tabel 11. Matriks Nilai Kriteria Pekerjaan

Nilai pada kolom prioritas subkriteria diperoleh dari nilai prioritas pada

baris tersebut dengan nilai tertinggi pada kolom prioritas.

c. Menentukan matriks penjumlahan setiap baris

Tabel 12. Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Pekerjaan

d. Perhitungan rasio konsistensi

Tabel 13. Perhitungan Rasio Konsistensi Pekerjaan

Dari Tabel 13. diperoleh nilai-nilai sebagai berikut : Jumlah (Jumlahan dari

nilai-nilai hasil)= 6.25, n (jumlah kriteria) = 5,  maks (jumlah/n) = 1.25

 n

CI =

CR = CI/RI = - 0.84

Oleh karena CR < 0.1, maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut bisa

diterima.

3. Menghitung subkriteria dari kriteria kota

a. Membuat matriks perbandingan berpasangan

Tabel 14. Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Kota

max

 = - 0.94



1

n



b. Membuat Matriks nilai kriteria

Tabel 4.15 Matriks Nilai Kriteria Kota

Nilai pada kolom prioritas subkriteria diperoleh dari nilai prioritas pada

baris tersebut dengan nilai tertinggi pada kolom prioritas.

c. Menentukan matriks penjumlahan setiap baris

Tabel 4.16 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Kota

d. Perhitungan rasio konsistensi

Tabel 17. Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Kota

Kudus 2.106 0.330 2.436

Demak 1.681 0.259 1.940

Jepara 1.342 0.210 1.552

Pati 0.702 0.113 0.816

Rembang 0.346 0.057 0.403

Luar daerah kerja 0.186 0.030 0.217

Dari Tabel 17, diperoleh nilai-nilai sebagai berikut : Jumlah (Jumlahan

dari nilai-nilai hasil)= 7.36, n (jumlah kriteria) = 6,  maks (jumlah/n) = 1.23

 n

CI =

CR = CI/RI = - 0.77

Oleh karena CR < 0.1, maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut bisa

diterima.

4. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria Rekening Tabungan.

a. Membuat matriks perbandingan berpasangan

Jumlah Prioritas Hasil

max



 = - 0.95

1

n



Tabel 18. Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Rekening Tabungan

b. Membuat Matriks nilai kriteria

Tabel 19. Matriks Nilai Kriteria Rekening Tabungan

Nilai pada kolom prioritas subkriteria diperoleh dari nilai prioritas pada

baris tersebut dengan nilai tertinggi pada kolom prioritas.

c. Menentukan matriks penjumlahan setiap baris

Tabel 20. Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Rekening Tabungan

d. Perhitungan rasio konsistensi

Tabel 21. Perhitungan Rasio Konsistensi Rekening Tabungan

Dari Tabel 21, diperoleh nilai-nilai sebagai berikut: Jumlah (Jumlahan

dari nilai-nilai hasil)= 7.65, n (jumlah kriteria) = 6,  maks (jumlah/n) = 1.28

CI =

CR = CI/RI = - 0.76

Oleh karena CR < 0.1, maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut bisa

diterima.

5. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria Rekening Listrik

a. Membuat matriks perbandingan berpasangan

Tabel 22. Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Rekening Listrik

 n

max

 = - 0.94



1

n



b. Membuat Matriks nilai kriteria

Tabel 23. Matriks Nilai Kriteria Rekening Listrik

Nilai pada kolom prioritas subkriteria diperoleh dari nilai prioritas pada

baris tersebut dengan nilai tertinggi pada kolom prioritas.

c. Menentukan matriks penjumlahan setiap baris

Tabel 24. Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Rekening Listrik

d. Perhitungan rasio konsistensi

Tabel 25. Perhitungan Rasio Konsistensi Rekening Listrik

Dari Tabel 25, diperoleh nilai-nilai sebagai berikut: Jumlah (Jumlahan

dari nilai-nilai hasil)= 6.18, n (jumlah kriteria) = 5,  maks (jumlah/n) = 1.24

 n

CI =

CR = CI/RI = - 0.84

Oleh karena CR < 0.1, maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut bisa

diterima.

6. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria Jumlah Anak

a. Membuat matriks perbandingan berpasangan

Tabel 26. Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Jumlah Anak

max

 = - 0.94



1

n



b. Membuat Matriks nilai kriteria

Tabel 27. Matriks Nilai Kriteria Jumlah Anak

Nilai pada kolom prioritas subkriteria diperoleh dari nilai prioritas pada

baris tersebut dengan nilai tertinggi pada kolom prioritas.

c. Menentukan matriks penjumlahan setiap baris

Tabel 28. Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Jumlah Anak

d. Perhitungan rasio konsistensi

Tabel 29. Perhitungan Rasio Konsistensi Jumlah Anak

Dari Tabel 29, diperoleh nilai-nilai sebagai berikut: Jumlah (Jumlahan

dari nilai-nilai hasil)= 5.18, n (jumlah kriteria) = 4,  maks (jumlah/n) = 1.29

 n

CI =

CR = CI/RI = - 1.00

Oleh karena CR < 0.1, maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut bisa

diterima.

7. Menghitung Hasil

Tahap akhir dalam perhitungan AHP, dengan cara mengalikan prioritas dari

kriteria dengan prioritas subkriteria. berikut Tabel bobot/prioritas dan

subprioritas dari hasil perhitungan AHP diatas :

max

 = - 0.90



1

n



Tabel 30. Bobot/Prioritas Kriteria

Tabel 31. Bobot/Prioritas Subkriteria Sertifikat

Tabel 32. Bobot/Prioritas Subkriteria Pekerjaan

Tabel 33. Bobot/Prioritas Subkriteria Kota

Tabel 34. Bobot/Prioritas Subkriteria Rekening Tabungan

Tabel 35. Bobot/Prioritas Subkriteria Rekening Listrik

Tabel 36. Bobot/Prioritas Subkriteria Jumlah Anak

Tabel 37. Nilai Debitur

Tabel 38. Hasil Akhir

Hasil Akhir = Prioritas Kriteria * Prioritas Subkriteria

Contoh Pada Debitur A kolom Sertifikat :

Hasil Akhir = 1` * 0.391

= 0.391

Nilai 0.391pada kolom sertifikat baris A diperoleh dari nilai debitur A

untuk Sertifikat, yaitu di Kudus dengan prioritas 1.000 (Tabel 39) dikalikan

dengan prioritas kriteria Sertifikat sebesar 0.391 (Tabel 38).

Kolom Total pada Tabel 48 diperoleh dari penjumlahan pada masing-masing

barisnya.

Nilai total inilah yang dipakai sebagai dasar untuk merangking debitur

dalam pengajuan kreditnya. Batas minimal dari nilai total adalah 0.545 diperoleh

dari nilai maksimal dikurangi nilai minimal dibagi dua.

Jadi Jika bobot yang dimiliki oleh debitur kurang dari batas minimal maka, tidak

mendapatkan Kelayakan pemberian kreditnya.

 Desain Sistem Umum

dengan sumber daya perusahaan sehingga perlu dilakukan identifikasi terhadap

sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan serta kondisi lingkungan. Dari hasil

analisis terhadap lingkungan maka sistem yang dibutuhkan oleh PT. Astra Credit

Company (ACC) Cabang Kudus dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Context Diagram SPK Kelayakan Kredit Mobil

Sistem pendukung keputusan yang dirancang diupayakan untuk disesuaikan

Project Name:

SPK_Kelayakan

Project Path:

e:\Artikel\spk_pe~1\

Chart File:

dfd00001.dfd

Chart Name:

SPK_Kelayakan

Created On:

Created By:

Wahid K

Modified On:

Modified By:

Wahid K

By:

Mar-21-2010

Mei-23-2010

K

Daftar Kriteria

Data Point

Mobil

0

Surveyor Pimpinan

Daftar Prasyarat

Data Jaminan

Data Debitur

Permohonan

Kredit

Daftar Mobil

SPK

Kelayakan

Kredit

Data Mobil

Data Prasyarat

Data Kriteria

Hasil Analisa

Laporan Jaminan

Daftar Point

Mobil

Laporan Debitur

Gambar 4. Context Diagram SPK Kelayakan Kredit Mobil

b) DFD Level 0 SPK Kelayakan Kredit

Project Name:

Project Path:

Chart File:

Chart Name:

Created On:

Created By:

Modified On:

Modified By:

SPK_ Kelayakan

e:\Artikel\spk_Kelayak

dfd00002.dfd

Level 0

Mar-21-2010

Wahid K

Mei-22-2010

Wahid K

Debitur

Debitur Jaminan

Verifikasii

Prasyarat

Data Point

Mobil

Data Prasyarat

Data Kriteria

Cabang Surveyor

Permohonan

Kredit

Data Debitur Data Mobil

Data Jaminan

Daftar Kriteria

Daftar Prasyarat

Daftar Mobil

Daftar Point

Mobil

Prasyarat

Mobil

Mobil

Mobil Kriteria

Pengajuan

Prasyarat

Jaminan

1

Kedit

Prasyarat

Prasyarat

Kriteria

Kriteria

2

Analisa

Kredit

Laporan Debitur

Laporan Jaminan

Laporan Hasil

Analis

Debitur Jaminan

Debitur

Jaminan

Gambar 5. DFD Level 0 SPK Kelayakan Kredit Mobil

 Desain Pangkalan Data

Pada tahap ini, dari analisis keterkaitan dan hubungan yang terjadi di antara

entitas pembentuk sistem pendukung keputusan dapat dilihat pada gambar

Sertifikat Rumah kd_debitur * no_sert_rmh alm_sert_rmh kota_sert_rmh luas_bangunan type_rmh

Analis no_analis * tgl_pengajuan kd_debitur ** tipe_mbl ** tot_point

Dtl_Analis no_analis * kd_kriteria ** prasyarat ** point Rekening Bank kd_debitur * no_rek nm_bank jml_saldo

Sertifikat Tanah kd_debitur * no_sert_tnh ** alm_sert_tnh kota_sert_tnh luas_tnh

Debitur kd_debitur * no_ktp no_kk jml_kel nama j_kel alamat kota telp

tipe_mbl pekerjaan nm_instansi almt_instansi kota_instansi telp_instansi jns_usaha struk gaji hist_deb deb_ada peng_kredit nm_penanggung almt_penanggung kota_penanggung telp_penanggung tgl_pengajuan Mobil tipe_mobil * merk_mbl jns_mbl thn_pemb thn_prktn isi_silinder bahan_bkr harga

SK_Jabatan kd_debitur * no_sk ** nm_instansi_sk golongan thn_jab

Point Mobil kd_pm * tipe_mobil ** operator kondisi point_mbl

Gambar 6. Tabel Relasi SPK Kelayakan Kredit Mobil

KESIMPULAN

Dari pembahasan dan hasil dari tahapan desain Sistem Pendukung Keputusan

Kelayakan Kredit ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Kredit yang didesain adalah Specific

Decision Support System (SDSS) sehingga hanya cocok untuk pengambilan

keputusan kelayakan kredit di PT. Astra Credit Company (ACC) Cabang Kudus

b. Desain Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Kredit ini akan mempercepat

pengembangan aplikasi pengambil keputusan dalam menetukan kelayakan kredit

yang sesuai dengan kebutuhan seorang analis kredit karena dalam proses desain

melibatkan peran aktif user.

c. SPK Persetujuan Pengajuan Kredit ini dapat menangani proses pengarsipan, proses

update data Debitur/calon Debitur, data jaminan, data kriteria, data prasyarat, data

mobil, data point mobil, data analis debitur dan proses pembuatan laporan sehingga

memiliki dokumentasi perangkat lunak yang cukup baik.

d. Tidak terjadinya penumpukan berkas dari data-data yang akan dialanalisis

(pencarian data menjadi lebih mudah)

e. Mengurangi tingkat kecurangan dan kesalahan dalam pembuatan laporan.

f. Pembuatan laporan dapat dilakukan lebih cepat, mudah dan fleksibel

DAFTAR PUSTAKA

1. Andi Kristanto, 2003, Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, Gaya

Media, Yogyakarta.

2. Dadan Umar Daihani, 2001, Komputerisasi Pengambilan Keputusan, Elex Media

Komputindo, Jakarta.

3. Fathansyah. Ir , 2004, Buku Teks Ilmu Komputer Basis Data, Penerbit Informatika,

Bandung.

4. Jogiyanto H.M, 2005, Analisa dan Desain Sistem Informasi, Penerbit Andi Offset,

Yogyakarta.

5. Raymond Mcleod , Jr, 2001, Sistem Informasi Manajemen jilid Dua, Edisi Bahasa

Indonesia, PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.

6. Suryadi Kadarsah dan Ramdhani M. Ali, 1998, Sistem Pendukung Keputusan,

Remaja Rosda Karya, Bandung.

7. Turban, Efraim, Aronson, Jay E, and Liang,Ting Peng, 2005, Decision Support

Systems and Intelligent Systems. 7th Edition. Upper Saddle River: Prentice-Hall.

8. Kusrini, M.Kom, 2007, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan,

Penerbit Andi Offset, Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar