SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE AHP (CONTOH KASUS PEMILIHAN PONSEL
ABSTRAK
Dalam perkembangan ponsel yang
semakin modern menjadikan ponsel sebagai
kebutuhan primer dengan perkembangan modern dengan criteria-kriteria yang sangat
modern. Untuk menentukan pilihan
yang terbaik, banyak
kriteria yang dijadikan penilaian pemilihan ini. Criteria yang di nilai adalah berupa harga fitur dan
teknologi ponsel. Salah satu metode sistem pengambilan keputusan dalam menentukan persoalan yang
melibatkan multi kriteria adalah dengan metode Analytical Hierarchy Process
(AHP).
System pengambilan keputusan
merupakn sistem yang
berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dengan
memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan
yang tidak terstruktur. Sedangkan AHP merupakan salah
satu model pengambilan keputusan multikriteria yang dapat membantu kerangka
berpikir manusia dimana faktor logika, pengalaman pengetahuan, emosi dan rasa
dioptimasikan ke dalam suatu proses sistematis.
Dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) ini digunakan untuk membantu melakukan penilaian dan
dapat dijadikan masukan bagi user dalam mengambil keputusan pemilihan ponsel yang layak menjadi yang terbaik.
Kata kunci : pemilihan ponsel, Analytical
Hierarchy Process (AHP), multi kriteria,System pengambilan keputusan.
PENDAHULUAN
1.latar belakang
Dengan kemajuan teknologi sangat modern sekarang ini yang
semakin pesat dan, terutama dalam bidang IT. Sebuah ponsel sudah tidak lagi
sebagai barang mewah seperti sebelumnya, sekarang ponsel sudah menjadi
kebutuhan primer, dan karena perkembangan yang luar biasa ini para vendor
ponselpun semakin memberikan fasilitas-fasilitas dengan
fitur –fitur yang sangat modern mulai dari yang hanya sebagai alat komunikasi,
sampai sebagai internet mobile dan
lainnya.
Dikarenakan perkembangan ponsel yang begitu dratis
membuat daya beli orang semakin tinggi dengan kriteria – kriteria yang ada,
mulai jaringan sampai dengan yang operating sistemnya. Dan dikarenakan
banyaknya kriteria yang ada pada handpone maka membuat pilihan yang banyak
sekali.
System pendukung
keputusan yang saat ini berkembang dengan macam metodenya yang salah
satunya adalah metode AHP (Analytical
Hierarcy Process) . Dengan mengacu kepada solusi yang diberikan oleh metode
AHP (Analytical Hierarcy Process) dalam membantu membuat keputusan,
seorang decision maker dapat mengambil keputusan tentang
pemilihan ponsel secara objektif berdasarkan multi kriteria
yang ditetapkan.
Oleh sebab itu
suatu sistem pendukung keputusan untuk pemilihan ponsel dengan mengunakan
metode AHP atau Analytic Hierarchy Process yang menghitung pada kriteria –
kriteria yang telah dibuat dan menetapkan keputusan dalam kegiatan ini sangat
berguna sekali bagi user.
2.Perumusan masalah
1.Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
( Decision Support System / DSS)
2.Konsep Sistem Pendukung
Keputusan
3.Konsep Keputusan
4.Tahapan Pengambila Keputusan Menurut Herbert A.
5.Macam-macam metode sistem pendukung keputusan.
6.Sistem Pendukung Keputusan dalam Pemilihan Kriteria dan kategori ponsel
dengan Metode AHP
3
Tujuan
- Menambah
wawasan dan pengetahuan tentang Sistem Pendukung Keputusan ( Decision Support
System ) serta metode-metode yang digunakan.
- Dengan adanya sistem pendukung keputusan dapat
memberikan kemudahan kepada semua orang yang ingin membeli ponsel dengan
mengunakan beberapa kriteria, sehingga dapat diambil keputusan untuk menetapkan
ponsel yang terbaik dengan kriteria yang telah di tentukan dengan metode AHP.
PEMBAHASAN
1. pengertian system pendukung
keputusan (DSS)
Secara umum DSS
adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu mengambil
keputusan dengan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang terstruktur. Sedangkan secara khusus DSS adalah
Sebuah sistem yang mendukung kerja seorang manajer maupun
sekelompok manajer dalam memecahkan masalah semi-terstruktur dengan cara
memberikan informasi ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu.
Adapun menurut
para ahli definisi dari DSS adalah sebagai berikut :
a. Menurut Mann
dan Watson, DSS adalah Sistem yang interaktif, membantu pengambilan keputusan
melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah-masalah
yang sifatnya semi terstruktur dan tidak terstruktur.
b. Menurut Maryam
Alavi dan H.Albert Napier, DSS adalah suatu kumpulan prosedur pemrosesan data
dan informasi yang berorientasi pada penggunaan model untuk menghasilkan
berbagai jawaban yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan.
c. Menurut Little,
DSS adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang menghasilkan berbagai
alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai
permasalahan yang terstruktur atupun tidak terstruktur dengan menggunakan data
dan model.
d. Menurut Raymond
Mc Leod, DSS adalah sistem penghasil informasi spesifik yang ditujukan untuk
memecahkan suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer pada
berbagai tingkatan.
e. Turban & Aronson (1998), DSS adalah sistem yang digunakan untuk mendukung dan
membantu pihak manajemen melakukan pengambilan keputusan pada kondisi semi
terstruktur dan tidak terstruktur. Pada dasarnya konsep DSS hanyalah sebatas
pada kegiatan membantu para manajer melakukan penilaian serta menggantikan
posisi dan peran manajer
2. Konsep Sistem Pendukung Keputusan (
Decision Support System / DSS )
Konsep DSS
dimulai akhir tahun 1960 dengan time sharing komputer yaitu untuk pertama
kalinya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan komputer tanpa harus
melalui spesialis informasi. Istilah DSS diciptakan pada tahun 1971 oleh
Anthony Gory dan Scott Morton untuk mengarahkan aplikasi komputer pada
pengambilan keputusan manajemen. Konsep DSS menggunakan informasi spesifik yang
ditujukan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan dengan menggunakan
model sebagai dasar pengembangn alternatif yang secara interaktif dapat
digunakan oleh pemakai. Dari penjelasan tersebut maka dapat diketahui bahwa DSS
mempunyai karakteristik tersendiri, antara lain :
a. DSS dirancang
untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang bersifat semi
terstruktur ataupun tidak terstruktur,
b. Dalam proses
pengolahannya, DSS mengkombinasikan penggunaan model-model/teknik-teknik
analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi
pencari/interogasi informasi,
c. DSS dirancang
sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan dengan mudah oleh orang yang tidak
memiliki dasar kemampuan pengoperasian komputer yang tinggi,
d. DSS dirancang
dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang
tinggi, sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan pemakai.
3. Konsep
Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan hal yang pokok bagi pemegang jabatan
manajer. Karena keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam
memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif atau untuk
memanfaatkan kesempatan di dalam perusahaan. Model sistem yang dipergunakan
untuk mengambil keputusan dapat bersifat tertutup atau terbuka. Sistem
pengambilan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisahkan dari masukan-masukan
yang tidak diketahui dari lingkungannya. Dalam sistem ini pengambil keputusan
dianggap :
a. Mengetahui
semua alternatif dan akibat atu hasil dari masing-masing alternatif;
b. Mempunyai suatu
metode (aturan, hubungan dan sebagainya) yang memungkinkan ia membuat urutan
alternatif yang lebih disukainya,
c. Memilih
alternatif yang memaksimalkan sesuatu seperti keuntungan, volume penjualan atau
kegunaan.
Paham
pengambilan keputusan yang tertutup jelas menganggap bahwa orang yang rasional
secara logis menguji semua alternatif, membuat urutan berdasarkan hasilnya yang
lebih disukai, dan memilih alternatif yang mendatangkan hasil terbaik.
Sistem pengambilan keputusan terbuka adalah keputusan yang dipengaruhi oleh
lingkungan, dan proses pengambilan keputusan selanjutnya juga mempengaruhi
lingkungan tersebut. Pengambil keputusan dianggap tidak harus logis dan
sepenuhnya rasional, tetapi lebih banyak menunjukkan rasionalitas hanya dalam
batas-batas yang ditentukan oleh latar belakang, penglihatan
alternatif-alternatif, kemampuan untuk menangani model keputusan dan
sebagainya. Mengingat tujuan model tertutup telah dirumuskan dengan baik,
tujuan model terbuka sama dengan tingkat keinginan sebab model terbuka dapat
berubah apabila pengambil keputusan menerima bukti keberhasilan atau kegagalan.
Dibandingkan dengan ketiga anggapan model tertutup, model keputusan terbuka
menganggap bahwa pengambil keputusan :
a. Tidak
mengetahui semua alternatif dan semua hasil,
b. Melakukan
penyelidikan secara terbatas untuk menemukan beberapa alternatif yang
memuaskan,
c. Mengambil
keputusan yang memuaskan tingkat keinginannya.
Model terbuka
adalah dinamis atas urutan pilihan-pilihan karena tingkatan keinginan berubah
menangani perbedaan antara hasil dan tingkat keinginan.
4. Tahapan Pengambilan Keputusan Menurut Herbert A. Simon
Ada 4 tahapan dalam pengambilan keputusan menurut Herbert A. Simon yaitu :
1. Kegiatan
Inteligen yaitu proses pencarian informasi dan data dari lingkungan yang
berguna bagi pemecahan masalah,
2. Kegiatan
Merancang yaitu menemukan, mengembangkan, dan manganalisa arah
tindakan yang mungkin dapat dipergunakan. Dalam hal ini mengandung
proses-proses untuk memahami masalah, untuk menghasilkan cara pemecahan masalah
dan untuk menguji apakah cara pemecahan tersebut dapat dilaksanakan.
3. Kegiatan
Memilih yaitu memilih arah tindakan tertentu dari semua arah
tindakan yang ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.
4. Kegiatan
Menelaah disebut juga pemahaman yaitu menyelidiki lingkungan
tentang kondisi-kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang diperoleh
diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat menentukan masalahnya.
5. macam- macam metode sistem pendukung keputusan
1. Metode Sistem pakar
Secara umum, sistem pakar adalah
sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang
untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang
pakar.
· Ciri Sistem Pakar
1. Memiliki informasi yang lebih handal.
2. Mudah di modifikasi dan dapat beradaptasi.
3. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.
2. Metode Regresi linier
Merupakan metode statistika yang
digunakan untuk membentuk model
hubungan antara variabel terikat
(dependen; respon; Y) dengan satu atau lebih variabel bebas (independen,
prediktor, X).
3. Metode B/C Ratio
Metode B/C didefinisikan sebagai
perbandingan (rasio) nilai ekivalen dari manfaat terhadap nilai ekivalen dari
biaya-biaya. Metode nilai ekivalen yang biasa digunakan adalah PW dan AW
4. Metode AHP(Analytical Hierarchy Process)
a. Definisi
Analytical Hierarchy Process (AHP).
Diikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 1970-an.
Metode ini merupakan salah satu model pengambilan keputusan multikriteria yang
dapat membantu kerangka berpikir manusia dimana faktor logika, pengalaman
pengetahuan, emosi dan rasa dioptimasikan ke dalam suatu proses
sistematis. Pada dasarnya, AHP merupakan metode yang digunakan untuk
memecahkan masalah yang kompleks dan tidak terstruktur ke dalam kelompok
– kelompoknya, dengan mengatur kelompok tersebut
ke dalam suatu hierarki, kemudian memasukkan nilai numerik sebagai pengganti
persepsi manusia dalam melakukan perbandingan relatif. Dengan suatu sintesa
maka akan dapat ditentukan elemen mana yang mempunyai prioritas
tertinggi.
Menurut Badiru (1995), AHP merupakan suatu pendekatan praktis untuk memecahkan
masalah keputusan kompleks yang meliputi perbandinagn alternatif.AHP juga
memungkinkan pengambilankeputusan menyajikan hubungan hierarki antara faktor, atribut, karakteristik atau alternative dalam
lingkungan pengambilan keputusan.
Dengan cirri – ciri khusus, hierarki yang dimilikinya, masalah
kompleks yang tidak terstruktur dipecahkan dalam kelompok -kelompoknya.
Dalam menyelesaikan persoalan dengan
AHP ada beberapa prinsip yang harus
dipahamidiantaranya adalah : decomposition,comparative judgment,
synthesis of priority, dan logicalconsistency.
b. Prinsip AHP
1. Decomposition (Penyusunan
Hirarki).
Setelah persoalan didefenisikan, maka perlu
dilakukan decomposition yaitu memecah persoalan yang utuh
menjadi unsur – unsurnya. Jika ingin mendapatkan
hasil yang akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap unsur – unsurnya
sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehinggadidapatkan
beberapa tingkatan dari persoalan tadi. Karena alasan ini, maka
proses analisis ini dinamakan hierarki (hierarchy). Ada 2 (dua)
jenis hierarki, yaitu lengkap dan tak lengkap. Dalam hierarki lengkap,
semua elemen pada suatu tingkat
memiliki semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya. Jika tidakdemikian
dinamakan hierarki tak lengkap.
2. Comparative
Judgement (Penilaian Perban- dingan Berpasangan.
Prinsip ini
berarti membuat penilaian tentang kepentingan relative 2 (dua) elemen pada
suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya.Penilaian ini
merupakan inti dari AHP, karena ia akan berpengaruh terhadap prioritas
elemen – elemen. Hasil dari penilaian ini akan tampak lebih enak bila disajikan dalam bentuk matriks yang dinamakan
matriks pairwise comparison. Pertanyaan yang biasa diajukan
dalam penyusunan skala kepentingan adalah :
a. Elemen mana
yang lebih (penting/disuka/…) ?
dan
b. Berapa kali
lebih (penting/disuka …) ?
Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan 2 (dua) elemen seseorang
yang akan memberikan jawaban perlu pengertian menyeluruh tentang elemen –
elemen yang dibandingkan dan relevansinya terhadap kriteria atau tujua
yang dipelajari.
3. Sintesa Prioritas
Sintesa
prioritas dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal dengan prioritas
dari kriteria bersangkutan di level atasnya dan menambahkannya ke tiap
elemen dalam level yang dipengaruhi kriteria. Hasilnya berupa gabungan
atau dikenal dengan prioritas global yang kemudian digunakan untuk
memboboti prioritas lokal dari elemen di level terendah sesuai dengan
kriterianya.
c. Langkah
dan Prosedur AHP.
Buchara (2000) mejelaskan bahwa secara umum, langkah –
langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan AHP untuk memecahkan suatu
masalah adalah sebagai berikut :
1.
Mendefenisikan permasalahan dan
menentukan tujuan. Bila AHP digunakan untuk memilih alternatif atau menyusun
prioritas alternatif, maka tahap ini dilakukan pengembangan alternatif.
2.
Menyusun masalah ke dalam suatu
struktur hierarki sehingga permasalahan yang kompleks dapat ditinjau dari sisi
yang detail dan terukur.
3.
Menyusun
prioritas untuk tiap elemen masalah pada setiap hierarki. Prioritas ini
dihasilkan dari suatu matriks perbandingan berpasangan antara seluruh elemen
pada tingkat hierarki yang sama.
4.
Melakukan pengujian konsistensi
terhadap perbandingan antar elemen yang didapatkan pada tiap
tingkat hierarki.
1. Pengambilan
data dari obyek yang diteliti.
2. Menghitung data dari bobot perbandingan berpasangan
responden dengan metode “pairwise
comparison” AHP berdasar hasil kuisioner.
3. Menghitung
rata-rata rasio konsistensi dari masing-masing responden.
4. Pengolahan dengan metode “pairwise comparison” AHP.
5. Setelah
dilakukan pengolahan tersebut, maka dapat disimpulkan adanya
konsitensi dengan tidak, bila data tidak konsisten maka
diulangi lagi dengan pengambilan data seperti semula, namun bila sebaliknya
maka digolongkan data terbobot yang selanjutnya dapat dicari nilai beta (b)
1. Struktur yang
berhierarki sebagai konskwensi dari kriteria yang dipilih sampai pada
sub-sub kriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan
validitas sampai batas toleransi inkonsentrasi sebagai kriteria dan alternatif
yang dipilih oleh para pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis
sensitivitas
pengambilan keputusan.
1. Ketergantungan model AHP pada input utamanya.
Input utama
ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan
subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli
tersebut memberikan penilaian yang keliru.
2. Metode AHP ini hanya metode
matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas
kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk.
5. Metode IRR
6. Metode NPV
7. Metode FMADM
Fuzzy Multiple Attribute Decission
Making adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal
dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu
8. Metode SAW
Metode SAW sering juga dikenal
dengan istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari
penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua
attribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke
suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.
6. Contoh Kasus
Kasus yang dibahas ini adalah pemilihan ponsel masa kini
yang terbaik dari berbagai brand ternama. Antara Nokia, Samsung, SonyEricson.
· Dasar
Penentuan Kriteria.
Penentuan kriteria-kriteria dalam
SPPK ini didasarkan pada hal-hal yang sekiranya sangat berpengaruh dalam sebuah
telepon seluler (ponsel) baik hardware, teknologi, software maupun jaringan.
Pada setiap kriteria diberikan bobot yang berbeda-beda karena setiap kriteria
memiliki pengaruh yang dominan atau tidak dalam spesifikasi sebuah ponsel,berikut
penjelasan setiap kriteria :
1. Fitur.
Meliputi : kamera
musik
ketajaman warna
layar
internet mobile dll.
Sistem Operasi diberikan bobot
sebanyak 15%.
2. Teknologi.
Meliputi : Touch screen
Touch Pad
Teknologi diberikan bobot sebanyak
5%.
3. Harga.
Meliputi : Low End
High End
Harga diberikan bobot sebanyak 20%.
a. Yang pertama kali dilakukan adalah Menentukan bobot
kriteria mana yang paling
penting, yang dalam terminologi AHP
disebut pair-wire comparation
· Harga 4 kali lebih penting dari Teknologi
· Harga 1,5 kali lebih penting dari fitur
· Fitur 3 kali lebih penting dari teknologi.
Selanjutnya hasil pair-wire
comparation diatas akan dibuat tabulasinya, yang dalam istilah AHP
disebut sebagai pair comparation matrix.
Pair comparation matrix
|
||||
Kriteria
|
Harga
|
Fitur
|
Teknologi
|
Priority Vector
|
Harga
|
1
|
1,5
|
4
|
0,5143
|
fitur
|
0,7
|
1
|
3
|
0,3620
|
teknologi
|
0,25
|
0,33
|
1
|
0,1232
|
Jumlah
|
1,95
|
2,83
|
8
|
0,9995
|
Pricipal Eigen Value (lmax)
|
3,0
|
|||
Consistency Index (CI)
|
0
|
|||
Consistency Ratio (CR)
|
0,0%
|
Keterangan :
· Jumlah merupakan
penjumlahan dari semua angka yang ada pada baris diatasnya dalam satu
kolom.
· Priority
Vector merupakan hasil penjumlahan dari
semua sel disebelah Kirinya (pada baris yang sama) setelah terlebih dahulu
dibagi dengan jumlah yang ada
dibawahnya, kemudian hasil penjumlahan tersebut dibagi dengan angka 3.
Angka 3 diperoleh
dari jumlah kriteria yaitu harga, fitur dan teknologi.
· Priority vector = 0,5143 diperoleh dari perhitungan (1/1,95+1,5/2,83+4/8) *
1/3
· Priority vector = 0,3620 diperoleh dari
perhitungan (0,7/1,95+1/2,83+3/8) * 1/3
· Priority vector= 0,3620 diperoleh dari
perhitungan(0,25/1,95+0,33/2,83+1/8)*1/3
· Prioity Vector menunjukan bobot dari masing-masing
kriteria, jadi dalam hal ini harga merupakan bobot tertinggi/terpenting dalam
pemilihan ponsel, disusul fitur dan yang terakhir adalah teknologi.
· Setelah mendapatkan bobot untuk setiap kriteria (yang ada
pada kolom Priority Vector), maka selanjutnya mengecek apakah bobot
yang dibuat konsisten atau tidak. Untuk hal ini, yang pertama yang
dilakukan adalah menghitung Pricipal
Eigen Value (lmax) matrix.
Principal Eigen
Value (lmax) matrix perhitungannya dengan cara menjumlahkan hasil
perkalian antara jumlah dan priority vector.
Principal Eigen
Value (lmax) =
(1,95×0.5143)+(2,83×0,3620)+(8×0.1232)=3,0
· Menghitung Consistency Index (CI) dengan rumus
CI = (lmax-n)/(n-1), untuk n = 3
CI= (3,0-3) / (3-1) = 0, CI sama dengan nol berarti pembobotan yang dilakukan
sangat konsisten
· Menghitung Consistency Ratio (CR) diperoleh dengan rumus CR=CI/RI, nilai RI bergantung
pada jumlah kriteria seperti pada tabel berikut:
n
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
RI
|
0
|
0
|
0,58
|
0,9
|
1,12
|
1,24
|
1,32
|
1,41
|
1,45
|
1,49
|
Jadi untuk n=3, RI=0.58.
CR=CI/RI = 0/5,8 = 0,0
Jika hasil perhitungan CR lebih kecil atau sama dengan
10% , ketidak konsistenan masih bisa diterima, sebaliknya jika lebih
besar dari 10%, tidak bisa diterima.
b. Yang ke dua memberi
penilaian terhadap ponsel , disebut pair-wire
comparation.
- Memberikan penilaian bobot harga :
Samsung harganya 4 kali lebih
murah dari Nokia
Samsung harganya 3 kali lebih murah
dari Sony ericson
Nokia harganya 1/2 kali lebih murah
dari Sony ericson.
Pair wire comparation :
Pair comparation matrix
|
||||
Kriteria
|
Samsung
|
Nokia
|
sonyericson
|
Priority Vector
|
Samsung
|
1
|
4
|
3
|
0,6232
|
Nokia
|
0,25
|
1
|
0,5
|
0,3333
|
Sony ericson
|
0,33
|
2
|
1
|
0,2332
|
Jumlah
|
1,5833
|
7
|
4,5
|
1,1897
|
Pricipal Eigen Value (lmax)
|
3,02
|
|||
Consistency Index (CI)
|
0,1
|
|||
Consistency Ratio (CR)
|
2,0%
|
Arti dari tabel
diatas adalah dari ketiga ponsel, yang paling murah adalah samsung dengan skor
0,6232 ,disusul Nokia dengan skor 0,3333 dan sony ericson dengan skor 0,2332.
Nilai CI adalah
0,1 yang berarti pembobotan tidak terlalu konsisten ,tetapi karena nilai CR=2,0%
lebih kecil dari 10%, maka ketidak konsistenan masih bisa diterima.
- Memberikan penilaian bobot fitur
Kelengkapan Fitur
Samsung ½ kali dari Nokia
Kelengkapan Fitur
Samsung 2 kali dari Sony Ericson
Kelengkapan Fitur
Nokia 3 kali dari Sony Ericson
Pair-wire
comparation :
Pair comparation matrix
|
||||
Kriteria
|
Samsung
|
Nokia
|
sonyericson
|
Priority Vector
|
Samsung
|
1
|
0,5
|
2
|
0,3645
|
Nokia
|
2
|
1
|
3
|
0,3333
|
Sony ericson
|
0,5
|
0,33
|
1
|
0,3332
|
Jumlah
|
3,2
|
1,83
|
6
|
1,0310
|
Pricipal Eigen Value (lmax)
|
3,76
|
|||
Consistency Index (CI)
|
0,38
|
|||
Consistency Ratio (CR)
|
0,06%
|
Arti dari tabel
diatas adalah dari ketiga ponsel, yang paling lengkap fiturnya adalah samsung
dengan skor 0,3645 ,disusul Nokia dengan skor 0,3333 dan sony ericson dengan
skor 0,332.
Nilai CI adalah
0,38 yang berarti pembobotan tidak terlalu konsisten ,tetapi karena nilai
CR=0,06% lebih kecil dari 10%, maka ketidak konsistenan masih bisa diterima.
- Memberikan penilaian bobot teknologi
Kecanggihan Teknologi Samsung 1/3
dari nokia
Kecanggihan teknologi Samsung 2 kali
dari sony Ericson
Kecanggihan teknologi nokia 3 kali
dari sony Ericson
Pair-wire comparation :
Pair comparation matrix
|
||||
Kriteria
|
Samsung
|
Nokia
|
sonyericson
|
Priority Vector
|
Samsung
|
1
|
0,33
|
2
|
0,3332
|
Nokia
|
3,03
|
1
|
3
|
0,9998
|
Sony ericson
|
0,5
|
0,33
|
1
|
0,3332
|
Jumlah
|
4,53
|
1,66
|
6
|
1,6662
|
Pricipal Eigen Value (lmax)
|
5,16
|
|||
Consistency Index (CI)
|
1,08
|
|||
Consistency Ratio (CR)
|
0,36%
|
Arti dari tabel
diatas adalah dari ketiga ponsel, yang paling canggih teknologinya adalah Nokia
dengan skor 0,9998 ,disusul Samsung dan sony ericson dengan skor 0,3332.
Nilai CI adalah
1,08 yang berarti pembobotan tidak terlalu konsisten ,tetapi karena nilai
CR=0,36% lebih kecil dari 10%, maka ketidak konsistenan masih bisa diterima.
c. Tahap ke tiga Setelah
mendapatkan bobot untuk ketiga kriteria, maka langkah terakhir adalah
menghitung total skor untuk ketiga ponsel.
Semua
hasil penilaiannya tersebut dalam bentuk tabel yang disebut Overall composite weight.
Overall composite
weight :
Overall composite weight
|
weight
|
Samsung
|
Nokia
|
Sony
Ericson
|
Harga
|
0,5143
|
0,6232
|
0,3333
|
0,2332
|
Fitur
|
0,3620
|
0,3645
|
0,3333
|
0,3332
|
Teknologi
|
0,1232
|
0,3332
|
0,9998
|
0,3332
|
Composite Weight
|
0,4934
|
0,4151
|
0,2715
|
·
Weight diambil dari kolom Priority
Vektor dalam matrix kriteria.
·
Kolom (Samsung, Nokia, Sony Ericson)
diambil dari kolom priority vectir ketiga matrix harga, fitur, teknologi.
·
Composite
weight diperoleh dari hasil jumlah perkalian diatasnya dengan weight.
- Samsung =
0,5143.0,6232+0,3620.0,3645+0,1232.0,3332 = 0,4934
- Nokia = 0,5143.0,3333+0,3620.0,3333+0,1232.0,9998
= 0,4151
- Sony Ericson = 0,5143.0,2332+0,3620.0,3332+0,1232.0,3332
= 0,2715
·
Dari
tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Samsung mempunyai skor paling tinggi yaitu
0,4934 , kemudian Nokia dengan skor 0,4151 dan paling bawah Sony Ericson
0,2715. Sehingga Ponsel yang paling baik dan dipilih adalah ponsel brand
Samsung.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil adalah
:
1.
Secara
umum DSS adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu
mengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang terstruktur.
2.
DSS membantu pengambil keputusan
dalam mengenai masalah dan kemudian memformulasikan data pendukung untuk
keperluan analisis dan pengambil tindakan.
3. DSS membantu pengambil keputusan
dalam mengenali masalah dan kemudian memformulasikan data pendukung untuk
keperluan analisis dan pengambilan tindakan.
4.
Metode AHP merupakan salah
satu model pengambilan keputusan multikriteria yang dapat membantu kerangka
berpikir manusia dimana faktor logika, pengalaman pengetahuan, emosi dan rasa
dioptimasikan ke dalam suatu proses sistematis.
5. AHP metode yang dapat digunakan untuk pengambilan sebuah
keputusan ,kesalahan,keterlambatan,keraguan untuk mengambil keputusan bisa
berkurang.
6.
Sistem pendukung keputusan pemilhan ponsel berguna untuk
membantu para pembeli menentukan ponsel yang terbaik sebelum para pembeli
membeli ponsel yang dinginkan. Dengan memberikan pengukuran menggunakan
beberapa kriteria dan kategori yang telah ditentukan, ponsel dapat terukur
kualitasnya. Jika ponsel memiliki nilai tinggi pada kriteria dan kategori, maka
ponsel termasuk ponsel yang baik dan sebaliknya jika ponsel memiliki nilai yang
kecil ponsel tersebut bernilai kurang dalam hal kualitasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar